Makna Natal Sebagai Tanda Akhir Tahun atau Hari Raya Umat Kristiani?

Bagikan
By Admin - OneNewsBengkulu.Com 25 Des 2021, 08:59:32 WIB Kabupaten Rejang Lebong
Makna Natal Sebagai Tanda Akhir Tahun atau Hari Raya Umat Kristiani?

Oleh : Tarmizi Nurhidayat ( 
Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Universitas Bengkulu, D2E021023 )

Onenewsbengkulu.com | Rejang Lebong - Kurang dari seminggu mendatang seluruh dunia termasuk di Indonesia  akan memasuki akhir tahun 2021 dan akan berganti menjadi tahun baru 2022. Segala bentuk perayaan dan penyambutan untuk perpisahan dan penyambutan pun gencar dilakukan di seluruh penjuru dunia termasuk di Indonesia. Perayaan akhir tahun biasanya dilakukan oleh perorangan, kelompok, organisasi, istansi, pariwisata, bisnis, dan lainnya. Di Bengkulu penyambutan akhir tahun terlihat di objek pusat perbelanjaan modern. Penyambutan tahun baru di pusat perbelanjaan biasanya ditandai dengan ornamen merah meriah, promo akhir tahun, hiasan pernak pernik, yang menggambarkan kebahagiaan. 

Disisi lain akhir tahun juga ditandai dengan perayaan Hari Raya Umat Kristiani yaitu Hari Raya Natal yang biasanya dilaksanakan pada tanggal 25 Desember. Perayaan hari Raya Natal dilakukan oleh umat Kristiani biasanya dilakukan secara berkelompok di Gereja. Perayaan Natal identik ditandai dengan pohon Natal, Santa Clouds, suka cita, kebahagiaan, khitmat dan lainnya. Hal-hal tersebut itulah yang menjadi tanda adanya sebuah perayaan Hari Raya Natal bagi umat Kristiani. Masyarakat memaknai tanda tersebut sebagai sesuatu yang sakral, suci, dan perlu dihormati.

Dalam komunikasi tanda dan makna termasuk dalam kajian semiotika. Semiotika atau ilmu ketandaan adalah studi tentang makna keputusan yang termasuk dalam tanda-tanda, proses tanda, indikasi, penunjukkan, kemiripan, analogi, metafora, simbolisme, makna, dan komunikasi. Oleh karena itu dalam hal ini tanda yang ditunjukkan pada suatu tempat memiliki berbagai makna yang berbeda atau sama bagaimana cara memaknai tanda tersebut. 

Akhir tahun dan hari Raya Natal sangatlah berbeda jika dilihat dari konteksnya. Dalam konteks umum akhir tahun bukan lah hari yang perlu dirayakan, disambut, ataupun dinantikan karena tidak ada hubungannya dengan sejarah ataupun makna-makna tertentu. Tapi semua orang bebas untuk merayaknnya, menyambutnya, atau tidak sama sekali. Biasanya perayaan dilakukan di akhir tahun yang umum dilakukan adalah ditandai dengan kembang api, bakar-bakar, pesta musik, dan lainnya. Sedangkan Hari Raya Natal adalah hari raya umat Kristiani yang dimaknai sebagai pembersihan dosa bagi umat Kristiani. Dilakukan oleh hanya umat Kristiani saja. Perayaannya dilakukan secara khitmat, sederhana, dan jauh dari kesan keramaian yang berlebihan dan huru hara.

Namun pada umumnya, akhir tahun atau tahun baru dan hari Raya Natal sering dikait-kaitkan menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Di masyarakat berkembang istilah Natal dan Tahun Baru atau yang disingkat NATARU yang mana dua kegiatan tersebut adalah berbeda namun digabungkan menjadi satu kesatuan dengan tanda dan makna yang sama. 
Sebagai masyarakat dewasa ini penting memaknai sebuah tanda dan makna dari suatu kejadian, tradisi, budaya, agar dapat mengambil sikap yang bijak. Akhir tahun atau tahun baru hanyalah sebuah pergantian tahun yang terjadi begitu saja tanpa adanya budaya, historis, ataupun makna dalam setiap pergantiannya. Sedangkan hari Raya Natal adalah suatu perayaan umat beragama yaitu umat Kristiani yang dilatarbelakangi oleh agama, budaya, historis, dan makna yang tersirat dalam perayaannya. 




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment