


Terus Berinovasi, FGD AKREL Bahas Penguatan Kemitraan dan Teknologi Pasca Panen

Onenewsbengkulu.com | Rejang Lebong - Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang bertema “Penguatan Kemitraan Akademi Komunitas Negeri Rejang Lebong (AKREL ) dalam Bidang Teknologi Pasca Panen Ternak Unggas” kembali digelar oleh AKREL menuju langkah konkret dalam membangun Inovasi antara dunia akademik, pelaku usaha, dan pemerintah daerah, Rabu ( 22 / 0 / 2025 ), pukul 09.00 WIB.
Kegiatan FGD tersebut bertujuan untuk memberikan stimulan melalui forum yang bertujuan untuk menukar gagasan tentang bagaimana teknologi dapat mengubah wajah sektor peternakan unggas di Rejang Lebong.
Hal ini diungkapkan oleh Direktur AKREL, Kiky Nurfitri Sari, SP, MSi, menyampaikan bahwa FGD ini merupakan bagian dari agenda besar revitalisasi pendidikan vokasi yang didorong oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Melalui inisiatif ini, AKREL berupaya menghubungkan hasil riset mahasiswa dan dosen dengan kebutuhan riil masyarakat, terutama di bidang teknologi pasca panen unggas.
“Kami tidak ingin inovasi hanya berhenti di laboratorium. AKREL berkomitmen agar hasil riset mahasiswa benar-benar bisa diterapkan oleh pelaku usaha dan masyarakat,” jelasnya.
Salah satu bentuk konkret yang sedang dikembangkan adalah teknologi pengolahan telur asin dengan sistem otomatisasi sederhana, hasil karya tim mahasiswa Program Studi Teknologi Produksi Ternak Unggas. Inovasi tersebut dirancang agar efisien, hemat energi, dan bisa diadopsi oleh pelaku UMKM di desa.
Selain itu, AKREL juga menyiapkan laboratorium pengujian kualitas produk unggas yang akan dibuka untuk masyarakat dan mitra industri sebagai bagian dari penguatan fungsi kampus vokasi.
“Kerja sama yang kita bangun nanti akan menjadi wadah transfer teknologi dan pengetahuan. Kami ingin AKREL menjadi pusat inovasi terbuka bagi siapa pun yang ingin berkolaborasi,” tambah Kiky.
Sementara itu, Ketua Panitia, Nining Suningsih, SPt, MSi, menjelaskan bahwa kegiatan ini juga menjadi sarana untuk mengidentifikasi tantangan nyata pelaku usaha unggas di lapangan, mulai dari keterbatasan alat pasca panen, fluktuasi harga bahan baku, hingga keterampilan digitalisasi pemasaran.
“Kami ingin hasil FGD ini tidak hanya berupa rekomendasi, tetapi menjadi rencana aksi nyata. Tahun depan, AKREL menargetkan terbentuknya inkubasi bisnis unggas berbasis inovasi mahasiswa,” jelas Nining.
Dalam diskusi tersebut, peserta juga menggagas peluang kolaborasi dengan pelaku start-up pertanian digital untuk memperluas jaringan pemasaran produk unggas lokal Rejang Lebong ke pasar daring nasional. Pendekatan ini diharapkan mampu mengangkat identitas produk unggulan daerah sekaligus menciptakan model kemitraan berkelanjutan antara kampus dan dunia usaha. ( Dnd / adv ).